Selasa, 09 Desember 2008

Model 7 Gangguan Komunikasi

Apabila komunikasi yang terjadi sirkuler, yaitu ketika komunikan memberikan umpan baliknya pada komunikator, maka proses yang sama juga terjadi. setelah mengirim pesan, komunikator cenderung beranggapan bahwa pesan pasti diterima dan dimaknai sebagaimana yang dimaksudkan. Namun, dalam perjalanannya, pesan sering kali mengalami sejumlah gangguan (noise) sehingga tidak diterima sebagaimana yang dikirimkan atau dimaknai tidak sebagaimana yang dimaksudkan.


Gangguan 1
Pada akal budi komunikator ketika menjalani fungsi penginterpretasian. Ketika komunikator mencoba menginterpretasikan motif komunikasinya, yakni apa yang dipikir dan dirasakan, tiba-tiba akal budinya tidak berfungsi. Misalnya dalam keadaan berduka (orang tua anda meninggalkan anda) dimana sedemikian sedih hingga teramat dalam, sehingga tidak mampu berkata-kata walaupun sebenarnya anda ingin berbicara. atau Pernahkah Anda berada dalam suatu Ketika melihat ada api besar tiba tiba terpaku tidak dapat berbicara dan nengatakan sesuatu pesan, pada akal budinya ingin menyampaikan sesuatu tapi tidak dapat menjalani fungsi penginterpretasian.

Gangguan 2
Pada akal budi komunikator ketika menjalani fungsi peyandian. Ini terjadi ketika Anda lupa tentang satu istilah, sementara konsep tentang istilah itu ada di benak Anda, atau dalam satu rapat tertentu anda ingin mengatakan nama seseorang didalam akal budi anda teringat nama seseorang yaitu Dina tetapi yang keluar dari anda adalah hanya Dinar. dan Anda baru tersadar akan kekeliruan encoding, penyandian, ketika orang lain mengingatkan kekeliruan Anda. Anda merasa sudah mengucapkan benar, tidak ada yang salah dengan maksud Anda, tapi orang menertawakan. Tersadarlah Anda bahwa ucapan Anda keliru, salah menyandikan pesan atau misalnya anda adalah seorang pelawak dan diundang oleh seorang EO untuk menghibur peserta tourist namun pada saat anda telah mengihibur di depan, anda terheran-heran tidak ada satu orang pun yang tertawa karena dan ternyata peserta adalah touris jepang yang tidak mengerti bahasa anda.disini teradapat banyak gagasan dan ide yang ingin anda utarakan sehingga situasi menjadi canggung .

Gangguan 3
pada peralatan jasmaniah ketika menjalani fungsi pengiriman. Seorang tunawicara sedang berada di angkotan menuju pasar kopro dan ia berkata bang kiwi…kiwi .Maksudnya kiri. la tidak dapat menyebutkan huruf "R". Karena ia tuna wicara. Bayangkan degan ini: Anda diculik, dan penculik Anda menyembunyikan Anda di jok belakang mobil, di bawah tumpukan pakaian, membuat tubuh Anda tidak terlihat. Polisi datang memeriksa dari luar jendela. Anda ingin berteriak minta pertolongan, tapi mulut Anda tersekap. Akal budi Anda mampu menjalankan fungsi interpreter dan encoder, namun peralatan jasmaniah Anda gagal mentransmit-nya, mengirimkannya karena mulut yang tersekap itu.

Gangguan 4
pada saluran / media komunikasi. Pada komunikasi tatap muka tanpa media, terdapat kemungkinan peristiwa ini: Anda memanggil tukang bakso di dalam keadaan hujan deras sangat deras. Anda sudah berteriak, namun derasan hujan itu tetap mengganggu, komunikan Anda tidak mendengar dengan jelas. Contoh lain pada komunikasi bermedia: gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan. Pada situasi pasca gempa tersebut jaringan listrik dan telekomunikasi terputus sehingga untuk menyampaikan dan menyalurkan pesan baik dari para korban kepada pemerintah/tim rekonstruksi maupun sebaliknya. Tidak dapat diterima.

Gangguan 5
pada peralatan jasmaniah komunikan ketika menjalani fungsi penerimaan. Mata komunikan Anda rabun, sehingga warna yang Anda berikan padanya tidak terbaca atau tidak tahu warna. Di sini, peralatan jasmanial' komunikan yang berfungsi sebagai receiver, alat penerima, bermasalah; membuat pesan diterima tidak sebagaimana yang dikirimkan atau bahkan tidak dapat diterima (receiver) sama sekali.

Gangguan 6
pada akal budi komunikan ketika menjalani fungsi penyandian balik. Ketika Anda menggunakan bahasa Indonesia pada seorang asing yang tidak mengerti bahasa Indonesia, pengetahuan akal komunikan Anda gagal mengurai (decode) lambang komunikasi yang Anda gunakan itu sehingga ia tidak dapat menangkap pesan Anda, atau Anda menulis surat pada seseorang yang buta huruf. Ia mampu melihat (receive) huruf-huruf tulisan Anda dengan jelas, tapi sama sekali tidak dapat membacanya, tidak ada makna yang dapat ia mengerti.

Gangguan 7
pada akal budi komunikan ketika menjalani fungsi penginterpretasian. Ini terjadi ketika lambang komunikasi telah berhasil diurai. Komunikan Anda mengerti perkataan Anda, tapi interpretasinya kurang atau keliru, tidak sebagaimana yang Anda maksudkan. Contoh: Anda diundang makan oleh calon mertua. Jika berbicara dalam keadaan makan, 'kamus' adat Anda menyatakan, 'itulah pujian bagi tuan rumah'. Pesannya adalah 'terima kasih, masakan yang disuguhkan lezat luar biasa, saya menikmatinya'. Maka dengan sengaja Anda ingin mengatakan mengatakan terima kasih. Calon mertua Anda mengerenyitkan kening (namun dalam “adat jawa” tidak sopan), menginterpretasikan pesan Anda tidak sebagaimana yang Anda maksudkan. Denotatif yang tertulis dalam 'kamus' mertua Anda ternyata berbeda. Menurutnya, 'Anda sungguh tidak sopan!’ Da lam kasus ini, dinyatakan bahwa komunikan Anda tidak memahami makna konotatif dari lambang komunikasi yang Anda gunakan. Ia mampu me-receive, ia mampu mendecode, tapi gagal menginterpretasikan konotatif yang Anda maksudkan.

Berdasarkan pemahaman atas tujuh titik gangguan komunikasi di atas, ilmu komunikasi umumnya mengelompokkan dua gangguan utama, yaitu gangguan teknis dan gangguan semantik.

Gangguan Teknis dan Semantik
Gangguan teknis adalah gangguan yang terjadi selala proses perjalanan pesan dari komunikatir kekomunikannya, yakni mulai proses pengiriman (receive). Artinya, gangguan terjadi pada saluran/media komunikasi, sebagaimana ditunjukkan pada gangguan-4, serta pada alat pengirim (gangguan-3) dan alat penerima (gangguan-4)
Miscommunication dan Misunderstanding
Miscommunication adalah kesalahan pengertian karena faktor peralatan jasmaniah (gangguan semantik) atau juga dapat terjadi karena faktor penilaian akal (denotatif) yang tidak sama antara komunikator dan komunikannya. Sedangkan misunderstanding adalah kesalahpahaman yang terjadi karena faktor penilaian budi (konotatif) yang tidak sama antara komunikator dan kkomunikannya